Biro.Agama.Islam.KUBI-B.A.I.K

HUSNUZON - BERSANGKA BAIK
 Berikut adalah tips dari Syeikh Abdulkadir Al Jailani untuk sentiasa bersangka baik sesama insan.

Jika engkau bertemu dengan seseorang, maka yakinilah bahawa dia lebih baik darimu. Ucapkan dalam hatimu :
"Mungkin kedudukannya di sisi Allah jauh lebih baik dan lebih tinggi dariku".

Jika bertemu anak kecil, maka ucapkanlah (dalam hatimu) :
"Anak ini belum bermaksiat kepada Allah, sedangkan diriku telah banyak bermaksiat kepadaNya. Tentu anak ini jauh lebih baik dariku"..

Jika bertemu orang tua, maka ucapkanlah (dalam hatimu):
"Dia telah beribadah kepada Allah jauh lebih lama dariku, tentu dia lebih baik dariku."

Jika bertemu dengan seorang yang berilmu, maka ucapkanlah (dalam hatimu):
"Orang ini memperoleh kurnia yang tidak akan kuperolehi, mencapai kedudukan yang tidak akan pernah kucapai, mengetahui apa yang tidak kuketahui dan dia mengamalkan ilmunya, tentu dia lebih baik dariku."

Jika bertemu dengan seorang yang bodoh, maka katakanlah (dalam hatimu) :
"Orang ini bermaksiat kepada Allah kerana dia bodoh (tidak tahu), sedangkan aku bermaksiat kepadaNya padahal aku mengetahui akibatnya.
Dan aku tidak tahu bagaimana akhir umurku dan umurnya kelak. Dia tentu lebih baik dariku."

Jika bertemu dengan orang kafir, maka katakanlah (dalam hatimu) :
"Aku tidak tahu bagaimana keadaannya kelak, mungkin di akhir usianya dia memeluk Islam dan beramal soleh. Dan mungkin boleh jadi di akhir usia diriku kufur dan berbuat buruk.


P/s: sekarang tengah hangat tentang isu filem " Innocence Of Muslims". Sampai banyak nyawa yang terkorban.. tetapi di UK, Discover Muslim membuat bantahan dengan mendedahkan siapa Nabi Muhammad S.A.W yang sebenar dengan mengedarkan buku-buku tentang sirah Nabi junjungan kita bagi menangkis segala penghinaan yang dilemparkan terhadap Baginda. Walau apa pun cara bantahan anda, ingatlah Allah sentiasa bersama dengan orang-orang yang benar. Jom sama-sama BERHUSNUZON dengan Allah.. :-)



Biro.Agama.Islam.KUBI-B.A.I.K

SALAM apa khabar semua? moga kita terus bersyukur diberi dgn nikmat islam dan iman.Tapi kita jangan lupa pada jiran sahabat yang belum terima islam.mereka juga ada hak untuk menikmati nikmat besar ni...Jadi dengan amalan yang biasa kita dengar tapi diamalkan moga menjadi contoh untuk mereka menilai keunggulan  
dan keindahan islam.


JANGAN dalam Islam

- JANGAN tidur selepas solat Subuh, nanti rezeki Mahal keran
a berpagi-pagi itu membuka pintu Berkat.

- JANGAN makan tanpa membaca BISMILLAH dan DOA makan. Nanti rezeki kita dikongsi syaitan.

-JANGAN tambah perhiasan di badan kerana Allah sudah jadikan Manusia Makhluk yang paling Sempurna

- JANGAN keluar rumah tanpa niat untuk membuat kebaikan.Takut-takut kita mati dalam perjalanan.

- JANGAN pakai sepatu atau selipar yang berlainan pasangan.Makruh dan mewarisi kepapaan.

- JANGAN biarkan Mata liar di perjalanan.. Nanti hati kita gelap diselaputi dosa.

- JANGAN menangguh taubat bila berbuat dosa kerana mati boleh datang bila-bila masa.

- JANGAN ego untuk meminta maaf pada ibu bapa dan sesama manusia kalau memang Kita bersalah.

- JANGAN mengumpat sesama rakan taulan. Nanti rosak persahabatan Kita hilang bahagia.

- JANGAN lupa bergantung kepada ALLAH dalam setiap kerja Kita. Nanti Kita sombong apabila berjaya.Kalau gagal kecewa pula.

- JANGAN bakhil untuk bersedekah. Sedekah itu memanjangkan umur dan memurahkan rezeki Kita.

- JANGAN banyak ketawa. Nanti mati jiwa.

- JANGAN biasakan berbohong, kerana ia adalah ciri-ciri munafik dan menghilangkan kasih orang kepada Kita.

- JANGAN suka menganiaya manusia atau haiwan.. Doa makhluk yang teraniaya cepat dimakbulkan ALLAH.

- JANGAN terlalu susah hati dengan urusan dunia. Akhirat itu lebih utama dan hidup di sana lebih lama dan kekal selamanya.

- JANGAN mempertikaikan kenapa ISLAM itu berkata JANGAN. Sebab semuanya untuk keselamatan Kita.

ALLAH lebih tahu. Wallahualam.. Jangan Lupa Share kepada rakan-rakan anda.... 
Wasalam..

Tabayyun dan Tatsabbut


Tatsabbut dan Tabayyun

Tatsabbut sangat dibutuhkan di zaman yang penuh fitnah ini, Allah telah memerintahkan kita untuk tatsabbut, Allah Ta’ala berfirman,
يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوْا أَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلىَ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِيْنَ
Wahai orang-orang yang beriman, apabila datang kepada kalian orang fasiq dengan membawa berita, maka periksalah dahulu dengan teliti, agar kalian tidak menuduh suatu kaum dengan kebodohan, lalu kalian menyesal akibat perbuatan yang telah kalian lakukan.” (QS. Al Hujurat : 6).
Imam Asy Syaukani rahimahullah berkata,  “Yang dimaksud dengan tabayyun adalah memeriksa dengan teliti dan yang dimaksud dengan tatsabbut adalah berhati-hati dan tidak tergesa-gesa, melihat dengan keilmuan yang dalam terhadap sebuah peristiwa dan kabar yang datang, sampai menjadi jelas dan terang baginya.” (Fathul Qadir, 5:65).
Ia adalah konsekwensi sikap Al Anah yang disebutkan dalam hadis:
إِنَّ فِيكَ خَصْلَتَيْنِ يُحِبُّهُمَا اللَّهُ الْحِلْمُ وَالْأَنَاةُ
Sesungguhnya pada dirimu ada dua perangai yang dicintai oleh Allah yaitu Al Hilmu dan Al Anah.” (HR Muslim).
Al Anah adalah tenang dalam menghadapi gejolak dan tidak tergesa-gesa dalam mengambil sikap, dan tatsabbut kita lakukan dalam berbagai macam kabar yang sampai kepada kita, terutama ketika menghadapi beberapa perkara berikut ini:
  1. a.      Isu dan Kabar Burung
Sesungguhnya kehidupan masyarakat tidak lepas dari isu dan kabar burung, ini disebabkan oleh adanya tiga jenis manusia: Pertama adalah orang yang menggunakan isu untuk merusak kehidupan masyarakat Islam, yaitu dari kalangan orang-orang munafik dan non muslim. Kedua adalah orang yang mudah menerima kabar dan segera menyampaikannya kepada orang lain tanpa memeriksa kebenarannya. Dan yang ketiga adalah orang yang mudah berburuk sangka atau cepat menyimpulkan lalu ia segera mengabarkan kepada orang lain berdasarkan sangkaan yang salah tersebut.
Jenis yang pertama dan kedua ditunjukkan dalam kisah ifki dimana Aisyah dituduh berzina dengan seorang shahabat sehingga kota Madinah pun berguncang dan sebagian shahabat terpengaruh oleh kabar burung yang disebarkan oleh orang-orang Munafik, lalu Allah menurunkan ayat-ayat Alquran[1] yang membersihkan nama Aisyah dan mengancam orang yang membuat isu dengan adzab yang pedih.
Adapun jenis yang ketiga ditunjukkan oleh kisah Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam mengisolir istri-istrinya selama dua puluh sembilan hari, lalu dipahami oleh sebagian shahabat bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam menalak istri-istrinya, sehingga tersebarlah isu bahwa Nabishalallahu ‘alaihi wa sallam menalak istri-istrinya, namun ketika ditanyakan langsung oleh Umar apakah engkau menalak istri-istrimu? Beliau menjawab, “Tidak”.
Isu dan kabar burung adalah penyakit yang berat yang dapat merusak nama baik seseorang. Oleh karena itu, Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam melarang kita menyampaikan semua kabar yang kita dengar tanpa diperiksa terlebih dahulu. Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ.
Cukuplah bagi seseorang kedustaan; ia menyampaikan semua kabar yang ia dengar.” (HR. Muslim dalam muqadimah shahihnya).
Dan menyebarkan isu adalah perangai yang dibenci oleh Allah dan tidak layak bagi seorang mukmin, Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ كَرِهَ لَكُمْ ثَلَاثًا قِيلَ وَقَالَ وَإِضَاعَةَ الْمَالِ وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ.
Sesungguhnya Allah membenci untukmu tiga perkara: kata anu kata anu (isu), menyia-nyiakan harta dan banyak bertanya (yang tidak-tidak).” (HR. Bukhari dan Muslim).
Terlebih bila isu tersebut berhubungan dengan kehormatan seorang muslim, maka hendaknya kita lebih berhati-hati agar kita tidak menuduh seseorang dengan kebodohan lalu menjadi penyesalan bagi kita kelak, Syaikh Abdul ‘Aziz As Sadhan rahimahullah berkata, “Apabila isu itu berhubungan dengan orang yang shalih dan baik, maka hendaklah berbaik sangka terlebih dahulu dan memberikan udzur (dispensasi) untuknya jika udzur itu masih diterima secara syariat”.[2]
Umar bin Khathab radhiallahu ‘anhu berkata,
لاَ تَظُنَّنَّ بِكَلِمَةٍ خَرَجَتْ مِنْ مُسْلِمٍ شَرًّا وَأَنْتَ تَجِدُ لَهَا فِيْ الْخَيْرِ مَحْمَلاً.
Janganlah engkau berprasangka buruk terhadap kalimat yang keluar dari mulut seorang muslim sementara engkau masih menemukan untuknya makna dalam kebaikan.”[3]
Syaikh Utsaimin rahimahullah berkata, “Kabar apapun apabila engkau ingin menukilnya, wajib memeriksanya terlebih dahulu, apakah benar kabar tersebut dari orang yang engkau nukil atau tidak. Kemudian jika benar, maka jangan langsung menghukumi sampai engkau periksa dalam vonis tersebut, barangkali kabar yang engkau dengar berdasarkan pada pokok yang engkau tidak mengetahuinya sehingga engkau memvonis bahwa ia di atas kesalahan, namun kenyataannya tidak salah…”[4]

  1. b.      Menukil Ilmu
Seorang muslim terlebih penuntut ilmu wajib berhati-hati dalam menerima segala kutipan dari kitab-kitab atau penceramah yang tidak sejalan dengan sunah. Karena seringkali kita dapati mereka mengutip suatu dalil dengan tidak lengkap atau menisbatkan hadis kepada shahih Bukhari dan Muslim misalnya, namun setelah diperiksa ternyata hadis tersebut tidak ada pada kedua kitab tersebut. Terkadang juga membawakan pendapat ulama dengan cara memenggalnya sebatas yang mendukung ra’yu mereka dan menghilangkan sebagian kata yang tidak sesuai dengan hawa nafsu mereka dan lain sebagainya.
Contoh mengutip dalil dengan tidak lengkap adalah yang dilakukan sebuah jamaah yang mengingkari hadis ahad dalam masalah aqidah dan berusaha mencari dalil yang mendukung pendapat mereka, di antaranya mereka berdalil dengan ayat:
مَالَهُم بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلاَّ اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَاقَتَلُوهُ يَقِينًا
Mereka tidak mempunyai ilmu kecuali mengikuti sangkaan belaka, dan mereka tidak membunuhnya dengan yakin.” (QS. An Nisaa: 157).

Mereka berkata, “Orang-orang Yahudi membunuh orang yang diserupakan dengan Nabi Isa dengan dugaan kuat bahwa ia adalah Nabi Isa, namun Allah  mencela mereka karena mengikuti dugaan tersebut. Ini menunjukkan dugaan kuat tidak dapat dijadikan hujjah dalam aqidah sedangkan hadis ahad hanya menghasilkan dugaan kuat.”

Demikian klaim mereka, padahal jika kita baca ayat tersebut secara lengkap akan gugurlah pemahaman tersebut, lengkapnya Allah Ta’ala berfirman,
وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَىابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِن شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِّنْهُ مَالَهُم بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلاَّ اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَاقَتَلُوهُ يَقِينًا
Dan perkataan mereka: “Sesungguhnya kami membunuh Al Masih Isa bin Maryam utusan Allah, padahal mereka tidaklah membunuhnya tidak pula menyalibnya. Dan sesungguhnya orang-orang yang berselisih padanya benar-benar dalam keraguan darinya, mereka tidak mempunyai ilmu kecuali mengikuti sangkaan belaka, dan mereka tidak membunuhnya dengan yakin.” (QS. An Nisaa: 157).

Awal ayat ini menunjukkan bahwa mereka dalam keadaan syak (ragu) dan keraguan itu di bawah dugaan yang kuat, ini menunjukkan bahwa zhan yang disebutkan setelahnya adalah keraguan bukan dugaan yang kuat. Imam Asy Syaukani rahimahullah berkata, “Tidak boleh dikatakan bahwa mengikuti zhan (sangkaan) di sini meniadakan keraguan (syak) yang Allah kabarkan bahwa mereka berada di dalamnya, karena yang dimaksud dengan syak di sini adalah keraguan, dan zhan (sangkaan) adalah salah satu macamnya, dan zhan di sini bukan bermakna yang unggul salah satu sisinya (dugaan kuat).”[5]

Ini adalah salah satu contoh dari contoh-contoh yang amat banyak, maka seorang muslim wajib segera waspada dan memeriksa dengan teliti setiap dalil atau perkataan ulama yang dibawakan oleh orang-orang yang tidak sejalan dengan sunah, agar ia tidak terseret kepada syubhat dan pemikiran yang menyimpang.


  1. c.       Berita dan Peristiwa
Banyak peristiwa-peristiwa yang terjadi di dunia ini merupakan hasil rekayasa orang-orang yang dengki terhadap Islam dan kaum muslimin. Mereka berusaha menyulut api fitnah dan membakar semangat orang-orang yang mempunyai ghirah yang tinggi terhadap Islam, sehingga banyak orang-orang tidak tahu termakan dan dipermainkan oleh berita. Seperti berita perang Hizbullah melawan Yahudi di Libanon yang mendapat dukungan yang hangat dari kaum muslimin, padahal ia adalah konspirasi besar agar orang-orang Syi’ah mendapatkan kedudukan yang istimewa di hati-hati kaum muslimin, sehingga menjadi peluang yang mudah untuk memasukkan aqidah mereka. Sementara orang-orang yang tidak tahu itu tertipu oleh permainan kaum Syi’ah dan Yahudi yang pura-pura berperang, padahal yang menjadi korban adalah kaum Sunni. Allahul musta’an.[6]
Seorang muslim yang berpegang kepada sunah bukanlah orang yang mudah terpengaruh dan terpicu oleh api fitnah sebagaimana telah kita jelaskan. Mereka memeriksa dengan teliti segala berita yang ia dengar atau saksikan dan tidak tergesa-gesa dalam mengambil sikap. Mereka memandang jauh dengan keilmuan yang dalam dan tajam tentang hakikat di balik sebuah peristiwa, sebelum mereka menyebarkan kabar tersebut, sehingga ia mengetahui sikap apa yang harus ia lakukan.

Dan selayaknya kabar-kabar dan peristiwa yang ada hendaknya diserahkan kepada para ulama dan orang-orang yang mempunyai pengalaman, agar mereka memahaminya dan meletakkannya pada tempatnya. Imam Bukhari rahimahullah meriwayatkan dari Ibnu Abbas ia berkata, “Aku mempelajari Alquran dari beberapa orang kaum Muhajirin di antara mereka adalah Abdurrahman bin ‘Auf. Ketika aku berada di rumahnya di Mina dan ia bersama Umar bin Khathab pada akhir haji yang beliau laksanakan, tiba-tiba ada orang kembali kepada Abdurrahman dan berkata,
“Andaikan engkau melihat seseorang yang mendatangi amirul mukminin pada hari ini, lalu ia berkata, ‘Wahai Amirul mukminin apakah engkau mengetahui si fulan yang berkata, ‘Jika Umar telah mati, maka aku akan membai’at si fulan, demi Allah bai’at Abu Bakar terjadi karena kebetulan lalu menjadi sempurna’. Umar pun marah kemudian berkata, ‘Sesungguhnya insya Allah besok sore aku akan berdiri di hadapan orang-orang untuk memberikan peringatan tentang bahaya mereka yang ingin merampas urusan ini’.”

Abdurrahman berkata, “Aku katakan, ‘Wahai Amirul mukminin, jangan lakukan itu. Karena musim haji berkumpul padanya orang-orang yang bodoh dan merekalah yang paling banyak berada di sisi engkau ketika engkau berdiri di hadapan khalayak, dan sesungguhnya aku khawatir engkau mengucapkan kata-kata yang tersebar kemana-mana sementara mereka tidak memahaminya dan tidak dapat meletakkannya pada tempatnya. Tunggulah sampai datang ke kota Madinah karena ia adalah negeri hijrah dan sunah, lalu bermusyawarahlah dengan para ahli ilmu dan orang-orang yang mulia. Engkau boleh mengatakan perkataan itu dan para ahli ilmu akan memahaminya dan meletakkannya pada tempatnya.’
Umar berkata, ‘Demi Allah insya Allah aku akan lakukan pertama kali aku masuk kota Madinah…dan seterusnya’.”
Demikianlah seharusnya sikap kaum muslimin mengamalkan firman Allah,
وَإِذَا جَآءَهُمْ أَمْرٌ مِّنَ اْلأَمْنِ أَوْ الْخَوْفِ أَذَاعُوا بِهِ وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى الرَّسُولِ وَإِلَى أُوْلِى اْلأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِينَ يَسْتَنبِطُونَهُ مِنْهُمْ وَلَوْلاَ فَضْلُ اللهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ لاَتَّبَعْتُمُ الشَّيْطَانَ إِلاَّ قَلِيلاً
Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalaulah mereka menyerahkan kepada Rasul dan ulil amri (para ulama) diantara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka. Kalaulah bukan karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikuti setan kecuali sebagian kecil saja di antaramuز” (QS. An Nisaa : 83).

Syaikh Abdurrahman As Sa’di rahimahullah berkata, “Ini adalah pemberian adab dari Allah kepada hamba-hamba-Nya bahwa perbuatan (menebarkan setiap berita) itu tidak layak. Hendaknya apabila datang kepada mereka berita tentang urusan-urusan yang penting dan kemashlahatan umum yang berhubungan dengan keamanan dan kegembiraan kaum muslimin atau berhubungan dengan ketakutan yang menjadi musibah bagi mereka agar diperiksa dahulu secara seksama (tatsabbut) dan janganlah mereka tergesa-gesa menyebarkan berita tersebut, akan tetapi mengembalikannya kepada Rasul dan ulil amri yaitu ahli ilmu dan akal yang mengetahui hakikat perkara itu dan mengetahui kemashlahatan dan kebalikannya.

Jika mereka memandang bahwa menyebarkannya dapat memberikan mashlahat dan kegembiraan kepada kaum muslimin dan keselamatan dari musuh mereka, tidak mengapa dilakukan.
Dan jika mereka memandang bahwa menyebarkannya tidak memberikan mashlahat, atau ada padanya mashlahat namun madharatnya lebih banyak dari mashlahatnya maka tidak boleh disebarkan.”[7]

Syaikh Muhamad Al ‘Aqil hafizhahullah berkata, “Di antara keanehan keadaan umat di zaman ini, yaitu bahwa orang-orang yang menukil berita dan segera menyebarkannya tidak dapat membedakan siapa yang membawa berita itu. Engkau lihat ia meriwayatkan berita dari majalah atau media milik orang-orang kafir dan menjadikannya sebagai kabar yang menghasilkan keyakinan. Dengan itu ia membangun di atasnya masalah-masalah yang berbahaya yang berhubungan dengan mashlahat umat. Apakah mereka tidak mengetahui bahwa orang kafir tidak layak dijadikan sebagai rujukan dalam menerima berita. Tidakkah mereka tahu bahwa orang-orang kafir itu menyebarkan kabar-kabar tersebut untuk memporak-porandakan barisan kaum muslimin dan menebarkan ketakutan, kelemahan, dan keraguan kepada umat?!”[8]

Biro.Agama.Islam.KUBI-B.A.I.K


Assalamualaikum….
Hari nak sharing 2 tentang petua pelajar cemerlang..tapi yang paling penting tawakal kita kepada Allah dan kembali padanya.
3:160

“Jika Allah menolong kamu,tiada ada yang dapat mengalahkanmu ,tetapi jika Allah membiarkan kamu(tidak  memberi pertolongan) maka siapa yang dapat menolong setelah itu ?kerana itu Allah sahaja bagi orang mukmin bertawakal…”

Berikut merupakan petua-petua dan ciri-ciri yang ada pada pelajar cemerlang, dari Dr Fadzilah Kamsah. Pelajar cemerlang akan:
1.      Menggunakan kedua-dua belah otak kanan & kiri. Ini dapat dilakukan dengan membuat aktiviti merangsang kedua-dua belah otak tersebut.
2.    Merangsang kesemua deria dalam pembelajaran. Kajian menunjukkan bahawa:
o    kita ingat 10% apa yang dibaca
o    kita ingat 20% apa yang didengar
o    kita ingat 50% apa yang didengar & dilihat
o    kita ingat 70% apa yang dicakapkan
o    kita ingat 90% setelah dipraktikkan
3.    Belajar secara aktif dengan pen/pensil ditangan.
4.    Belajar 3 jam sehari atau 20 jam seminggu (tidak termasuk kerja rumah).
...Tahu memberi ganjaran kepada diri sendiri selepas belajar seperti 
membaca surat khabar, melawat rakan dan sebagainya....
5.    Belajar dalam persekitaran kondusif.
o    pastikan cahaya adalah terang
o    kurangkan gangguan bunyi
o    tampal poster yang mengandungi slogan yang menaikkan semangat belajar
o    tampal gambar-gambar yang menenangkan fikiran
o    kerusi dan meja menghadap kiblat
o    jangan lupa untuk senyum
6.    Tidak ponteng kelas. Kalau tertinggal kelas, salin nota dari rakan.
7.    Mengulang kaji menggunakan kaedah 'output learning' iaitu belajar untuk melatih otak menggunakan maklumat yang terkumpul. Ini dapat dilakukan dengan membaca buku/nota, ingat kembali, lakar/tulis, sebut apa yang difahami, dan jawab soalan.
8.    Tahu teknik merangsang memori:
o    memasukkan maklumat dalam memori (registration)
o    menyimpan maklumat dalam sel memori (retention)
o    mengingat kembali (recall)
o    menggunakan maklumat untuk menjawab soalan atau kegunaan lain (application)
9.    Sentiasa awal dan mendahului:
o    persediaan awal akan memberikan permulaan yang baik dan memberi tanggapan yang positif pada guru.
o    pelajar yang mendapat A pada ujian lazimnya akan dapat mengekalkan kejayaannya.
o    belajar awal ketika tiada tekanan adalah tidak membosankan.
o    untuk sentiasa awal dan mendahului, bacalah dahulu sekali atau 2 kali sebelum guru mengajar.
10. Berbuat baik dengan guru. Setiasa hormati dan sayangi guru.
11. Mempunyai teknik membaca yang betul:
o    duduk dengan tegak & bernafas dengan betul
o    memberikan tumpuan sepanuhnya
o    menggunakan jari telunjuk untuk membaca
o    menyesuaikan kelajuan membaca dengan kesukaran bahan bacaan
12. Sentiasa mengawasi pencuri waktu belajar iaitu angan-angan kosong, bertangguh & malas.
13. Membaca doa penerang hati setiap kali selepas sembahyang, sebelum mengulangkaji, dan sebelum menghadapi peperiksaan.
14. Tidak membuang masa dengan belajar ketika letih.
15. Mengadakan rehat sebentar setiap 20 minit mengulangkaji.

Bersambung next week….
Moga bermanfaat  untuk kita semua..

Biro.Agama.Islam.KUBI-B.A.I.K


Assalamualaikum….
Apa khabar semua…?Alhamdullilah diberi kesempatan nak menulis blog hari ini.Ramai antara kita sudah mula masuk kuliah kembali. Semoga Allah sentiasa merahmati dan memberkati setiap perjalan kita di muka bumi Allah ini..Kali ini saya nak kongsi mengenai kehidupan hakiki setiap manusia yang ditugaskan Allah sebagai abid dan khalifah dimana jua kita berada^…^

APABILA SANGKAKALA DITIUP

Selepas Malaikat Israfil meniup sangkakala (bentuknya seperti tanduk besar) yang memekakkan telinga, seluruh makhluk mati kecuali Izrail & beberapa malaikat yang lain. Selepas itu, Izrail pun mencabut nyawa malaikat yang tinggal dan akhirnya nyawanya sendiri.

Selepas semua makhluk mati, Tuhan pun berfirman mafhumnya "Kepunyaan siapakah kerajaan hari ini?" Tiada siapa yang menjawab. Lalu Dia sendiri menjawab dengan keagunganNya "Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa." Ini menunjukkan kebesaran & keagunganNya sebagai Tuhan yg Maha Kuasa lagi Maha Kekal Hidup, tidak mati.

Selepas 40 tahun, Malaikat Israfil a.s. dihidupkan, seterusnya meniup sangkakala untuk kali ke-2, lantas seluruh makhluk hidup semula di atas bumi putih, berupa padang Mahsyar (umpama padang Arafah) yang rata tidak berbukit atau bulat seperti bumi.

Sekelian manusia hidup melalui benih anak Adam yg disebut "Ajbuz Zanbi" yang berada di hujung tulang belakang mereka. Hiduplah manusia umpama anak pokok yang kembang membesar dari biji benih.

Semua manusia dan jin dibangkitkan dalam keadaan telanjang dan hina. Mereka tidak rasa malu kerana pada ketika itu hati mereka sangat takut dan bimbang tentang nasib & masa depan yang akan mereka hadapi kelak.

Lalu datanglah api yang berterbangan dengan bunyi seperti guruh yang menghalau manusia, jin dan binatang ke tempat perhimpunan besar. Bergeraklah mereka menggunakan tunggangan (bagi yang banyak amal), berjalan kaki (bagi yang kurang amalan) dan berjalan dengan muka (bagi yang banyak dosa). Ketika itu, ibu akan lupakan anak, suami akan lupakan isteri, setiap manusia sibuk memikirkan nasib mereka.

Setelah semua makhluk dikumpulkan, matahari dan bulan dihapuskan cahayanya, lalu mereka tinggal dalam kegelapan tanpa cahaya. Berlakulah huru-hara yang amat dahsyat.

Tiba-tiba langit yang tebal pecah dengan bunyi yang dahsyat, lalu turunlah malaikat sambil bertasbih kepada Allah SWT. Seluruh makhluk terkejut melihat saiz malaikat yang besar dan suaranya yang menakutkan.

Kemudian matahari muncul semula dengan kepanasan yang berganda. Hingga dirasakan seakan-akan matahari berada sejengkal dari atas kepala mereka. Ulama berkata jika matahari naik di bumi seperti keadaannya naik dihari Kiamat nescaya seluruh bumi terbakar, bukit-bukau hancur dan sungai menjadi kering. Lalu mereka rasai kepanasan dan bermandikan peluh sehingga peluh mereka menjadi lautan. Timbul atau tenggelam mereka bergantung pada amalan masing-masing. Keadaan mereka berlanjutan sehingga 1000 tahun.

Terdapat satu telaga kepunyaan Nabi Muhammad SAW bernama Al-Kausar yang mengandungi air yang hanya dapat diminum oleh orang mukmin sahaja. Orang bukan mukmin akan dihalau oleh malaikat yang menjaganya. Jika diminum airnya tidak akan haus selama-lamanya. Kolam ini berbentuk segi empat tepat sebesar satu bulan perjalanan. Bau air kolam ini lebih harum dari kasturi, warnanya lebih putih dari susu dan rasanya lebih sejuk dari embun. Ia mempunyai saluran yang mengalir dari syurga.

Semua makhluk berada bawah cahaya matahari yang terik kecuali 7 golongan yang mendapat teduhan dari Arasy. Mereka ialah:

- Pemimpin yang adil.

- Orang muda yang taat kepada perintah Allah.

- Lelaki yang terikat hatinya dengan masjid.

- Dua orang yang bertemu kerana Allah dan berpisah kerana Allah.

- Lelaki yang diajak oleh wanita berzina, tetapi dia menolak dengan berkata "Aku takut pada Allah".

- Lelaki yg bersedekah dengan bersembunyi (tidak diketahui orang ramai).

- Lelaki yang suka bersendirian mengingati Allah lalu mengalir air matanya kerana takutkan Allah.

Oleh kerana tersangat lama menunggu di padang mahsyar, semua manusia tidak tahu berbuat apa melainkan mereka yang beriman, kemudian mereka terdengar suara "pergilah berjumpa dengan para Nabi". Maka mereka pun pergi mencari para Nabi. Pertama sekali kumpulan manusia ini berjumpa dengan Nabi Adam tetapi usaha mereka gagal kerana Nabi Adam a.s menyatakan beliau juga ada melakukan kesalahan dengan Allah SWT. Maka kumpulan besar itu kemudiannya berjumpa Nabi Nuh a.s., Nabi Ibrahim a.s., Nabi Musa a.s., Nabi Isa a.s. (semuanya memberikan sebab seperti Nabi Adam a.s.) dan akhirnya mereka berjumpa Rasullullah SAW. Jarak masa antara satu nabi dengan yang lain adalah 1000 tahun perjalanan.

Lalu berdoalah baginda Nabi Muhammad SAW ke hadrat Allah SWT. Lalu diperkenankan doa baginda.

Selepas itu, terdengar bunyi pukulan gendang yang kuat hingga menakutkan hati semua makhluk kerana mereka sangka azab akan turun. Lalu terbelah langit, turunlah arasy Tuhan yang dipikul oleh 8 malaikat yang sangat besar (besarnya sejarak perjalanan 20 ribu tahun) sambil bertasbih dengan suara yang amat kuat sehingga 'Arasy itu tiba dibumi.

'Arasy ialah jisim nurani yang amat besar berbentuk kubah (bumbung bulat) yang mempunyai 4 batang tiang yang sentiasa dipikul oleh 4 malaikat yang besar dan gagah. Dalam bahasa mudah ia seumpama istana yang mempunyai seribu bilik yang menempatkan jutaan malaikat di dalamnya. Ia dilingkungi embun yang menghijab cahayanya yang sangat kuat.

Kursi iaitu jisim nurani yang terletak di hadapan Arasy yang dipikul oleh 4 malaikat yang sangat besar. Saiz kursi lebih kecil dari 'Arasy umpama cincin ditengah padang . Dalam bahasa mudah ia umpama singgahsana yang terletak dihadapan istana.

Seluruh makhluk pun menundukkan kepala kerana takut. Lalu dimulakan timbangan amal. Ketika itu berterbanganlah kitab amalan masing-masing turun dari bawah Arasy menuju ke leher pemiliknya tanpa silap dan tergantunglah ia sehingga mereka dipanggil untuk dihisab. Kitab amalan ini telah ditulis oleh malaikat Hafazhah / Raqib & 'Atid / Kiraman Katibin.

Manusia beratur dalam saf mengikut Nabi dan pemimpin masing- masing. Orang kafir & munafik beratur bersama pemimpin mereka yang zalim. Setiap pengikut ada tanda mereka tersendiri untuk dibezakan.

Umat yang pertama kali dihisab adalah umat Nabi Muhammad SAW, dan amalan yang pertama kali dihisab adalah solat. Sedangkan hukum yang pertama kali diputuskan adalah perkara pertumpahan darah.

Apabila tiba giliran seseorang hendak dihisab amalannya, malaikat akan mencabut kitab mereka lalu diserahkan, lalu pemiliknya mengambil dengan tangan kanan bagi orang mukmin dan dengan tangan kiri jika orang bukan mukmin.

Semua makhluk akan dihisab amalan mereka menggunakan satu Neraca Timbangan. Saiznya amat besar, mempunyai satu tiang yang mempunyai lidah dan 2 daun. Daun yang bercahaya untuk menimbang pahala dan yang gelap untuk menimbang dosa.

Acara ini disaksikan oleh Nabi Muhammad SAW dan para imam 4 mazhab untuk menyaksikan pengikut masing-masing dihisab.

Perkara pertama yang diminta ialah Islam. Jika dia bukan Islam, maka seluruh amalan baiknya tidak ditimbang bahkan amalan buruk tetap akan ditimbang.

Ketika dihisab, mulut manusia akan dipateri, tangan akan berkata- kata, kaki akan menjadi saksi. Tiada dolak-dalih dan hujah tipuan. Semua akan di adili oleh Allah Ta'ala dengan Maha Bijaksana.

Setelah amalan ditimbang, mahkamah Mahsyar dibuka kepada orang ramai untuk menuntut hak masing-masing dari makhluk yang sedang dibicara sehinggalah seluruh makhluk berpuas hati dan dibenarkannya menyeberangi titian sirat.

Syafaat Nabi Muhammad SAW di akhirat :

- Meringankan penderitaan makhluk di Padang Mahsyar dengan mempercepatkan hisab.

- Memasukkan manusia ke dalam syurga tanpa hisab.

- Mengeluarkan manusia yang mempunyai iman sebesar zarah dari neraka.

(Semua syafaat ini tertakluk kepada keizinan Allah SWT.)

Para nabi dan rasul serta golongan khawas juga diberikan izin oleh Tuhan untuk memberi syafaat kepada para pengikut mereka. Mereka ini berjumlah 70 000. Setiap seorang dari mereka akan mensyafaatkan 70 000 orang yang lain.

Setelah berjaya dihisab, manusia akan mula berjalan menuju syurga melintasi jambatan sirat. Siratul Mustaqim ialah jambatan (titian) yang terbentang dibawahnya neraka. Lebar jambatan ini adalah seperti sehelai rambut yang dibelah tujuh dan ia lebih tajam dari mata pedang. Bagi orang mukmin ia akan dilebarkan dan dimudahkan menyeberanginya.

Fudhail bin Iyadh berkata perjalanan di Sirat memakan masa 15000 tahun. 5000 tahun menaik, 5000 tahun mendatar dan 5000 tahun menurun. Ada makhluk yang melintasinya seperti kilat, seperti angin, menunggang binatang korban dan berjalan kaki. Ada yang tidak dapat melepasinya disebabkan api neraka sentiasa menarik kaki mereka, lalu mereka jatuh ke dalamnya.

Para malaikat berdiri di kanan dan kiri sirat mengawasi setiap makhluk yang lalu. Setiap 1000 orang yang meniti sirat, hanya seorang sahaja yang Berjaya melepasinya. 999 orang akan terjatuh ke dalam neraka.

Rujukan:
Kitab Aqidatun Najin karangan Syeikh Zainal Abidin Muhammad Al-
Fathani. Pustaka Nasional Singapura 2004.

Jika sekiranya kalian ingin mengumpul saham akhirat, sampaikanlah ilmu ini kepada sahabat² yang lain. Sepertimana sabda Rasulullah SAW:
Sampaikanlah pesananku walaupun satu ayat.
Sesungguhnya apabila matinya seseorang anak Adam itu, hanya 3 perkara yang akan dibawanya bersama :
Sedekah/amal jariahnya.
Doa anak²nya yang soleh.
Ilmu yang bermanfaat yang disampaikannya kepada orang lain.

Ahlan wa sahlan

ASSALAMUALAIKUM

"Selamat datang!" ke blog rasmi Biro Agama dan Kerohanian Kelab UMNO Bandung Indonesia; ataupun lebih mesra dikenali sebagai BAIK (Biro Agama Islam KUBI)

Di sini kami menyediakan ruangan khusus untuk rakan-rakan khususnya di UNPAD untuk mengetengahkan dan mengutarakan apa-apa kemusykilan tentang Islam di sini. Sebarang soalan bolehlah di'email'kan kepada:
baik.kubi@gmail.com

Malu bertanya, sesat jalan~

Semoga segala usaha kita diredhai Allah SWT...

Selamat membaca~

=)

Mutabaah Ibadah

  1. membaca al-Quran serta terjemahan- sekali sehari
  2. berjemaah di waktu solat - sekali sehari
  3. solat berjemaah di masjid- sekali sehari
  4. solat di awal waktu- dua kali sehari
  5. berpuasa sunat - dua kali sebulan
  6. membaca bahan bacaan berkaitan dengan ilmu agama (artikel,blog,buku)- sekali sebulan
  7. Riadah bersama rakan-rakan- dua kali sebulan
  8. Qiamullail (solat malam)- sekali sebulan
semangat yuk kawan-kawan.. mari jaga hubungan dgn Allah^_^